Homeostatis adalah keadaan dalam
tubuh suatu makhluk hidup yang mempertahankan konsentrasi zat dalam tubuh, khususnya
darah agar tetap konstan. Sehingga homeostasis merupakan mekanisme pengaturan untuk
mempertahankan kestabilan internal tubuh. Kata stabil dalam homeostasis ini
tidak sama dengan kaku namun stabil tersebut dapat bervariasi dalam limit atau
batasan tertentu serta merupakan suatu proses yang dinamis. Dalam kehidupan
sehari-hari banyak sekali hal yang dapat mempengaruhi atau mengubah lingkungan
eksternal tubuh. hal itu akan berdampak pada gangguan pada struktur dan fungsi
tubuh. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang dapat menjaga agar semuanya
dapat kembali pada bentuknya semula. Disinilah homeostasis berperan. Melalui
berbagai mekanisme umpan balik baik negatif maupun positif, tubuh akan berusaha
secara maksimal untuk menanggulangi keadaan tersebut.
Suatu kondisi
dimana tekanan darah berada diatas normal disebut dengan hipertensi. Hipertensi
sering disebut sebagai the silent
disease. Umumnya penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi
sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi dikenal pula sebagai heterogeneous group of disease karena
dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur dan kelompok sosial
ekonomi (Astawan, 2003). Hipertensi adalah suatu penyakit yang tidak
menimbulkan gejala (asimptomatik). Apabila tidak terkontol maka akan
menyebabkan terjadinya gangguan pada organ-organ tubuh, seperti otak, jantung,
ginjal, retina, aorta dan pembuluh darah tepi (Santoso, 1989).
Dalam keadaan hipertensi, tubuh akan
melakukan regulasi homeostasis agar kondisi tekanan darah normal kembali.
Seseorang dikatakan menderita hipertensi, apabila tekanan arteri rata-ratanya
lebih tinggi daripada batas atas yang dianggap normal. Apabila dalam keadaan
istirahat tekanan arteri rata-rata lebih tinggi 110mmHg (normal dianggap
sekitar 90 mmHg) maka hal ini dianggap hipertensi. Nilai tersebut terjadi bila
tekanan darah diastolik lebih besar dari 90 mmHg dan tekanan sistolik lebih
besar dari kira-kira 135-140 mmHg. Pada hipertensi berat, tekanan arteri
rata-rata dapat meningkat sampai 150 hingga 170 mmHg, dengan tekanan
diastoliknya setinggi 130mmHg dan arteri sistoliknya kadang sampai setinggi 250
mm Hg (Guyton dan Hall).
Berdasarkan gambar diatas dapat
dijalaskan bahwa keadaan homeostasis tubuh dapat mengalami gangguan yang
disebabkan oleh beberapa faktor seperti : stress fisik (trauma, suhu yang
tinggi) perubahan kimia (penurunan O2 atau pH, peningkatan CO2 atau
prostagladin) dan peningkatan aktivitas jaringan. Gangguan homeostasis tersebut
akan mengakibatkan tekanan darah dan aliran darah berkurang pada jaringan,
sehingga akan merangsang autoregulasi lokal.
Pada saat terjadi gangguan
homeostasis akibat terjadi peningkatan volume darah dan tekanan darah, maka
peranan peptide natriuretik atrium (ANP = atrial
natriuretic peptide) sangat penting dalam mengembalikan volume darah dan
tekanan darah kembali normal. ANP merupakan protein yang di produksi oleh
sel-sel otot jantung pada dinding atrium kanan pada saat diastole (Martini,
2001). Jadi, ANP dikeluarkan pada saat volume darah meningkat dan atrium
jantung meregang secara berlebihan. ANP memasuki sirkulasi dan bekerja pada
ginjal untuk menyebabkan sedikit peningkatan GFR dan penurunan reabsorpsi
natrium oleh duktus koligentes. Kerja gabungan dari ANP akan menimbulkan
peningkatan eksresi garam dan air yang membantu mengkompensasi kelebihan volume
darah (Guyton dan Hall, 1997). ANP dapat menurunkan volume darah dan tekanan
darah dengan beberapa cara yaitu meningkatkan ekskresi ion sodium pada ginjal,
meningkatkan pengeluaran air dengan menaikkan volume urin yang diproduksi,
mengurangi rasa haus, menghambat pelepasan ADH, aldosterone, epinephrine dan
norepinephrine serta menstimulasi vasodilatasi peripheral. Pada saat volume
darah dan tekanan darah menurun ANP tidak di produksi oleh dinding
atrium (Martini, 2001).
Dalam kasus hipertensi ini,
mekanisme homeostasis ini melibatkan adanya feedback negatif, yang mana hasil
dari feedback negatif ini adalah merubah suatu deviasi / penyimpangan terhadap
set point ke arah sebaliknya atau bisa dikatakan normal kembali. Komponen mekanisme
homeostasis pada penderita hipertensi oleh protein ANP terdiri atas variabel,
sensor (reseptor), integrator, set poin dan efektor. Variabel pada kasus
hipertensi ini adalah tekanan darah yang berada diatas
normal, sehingga didapatkan bahwa set pointnya berkisar antara 90 – 110
mmHg, pada kondisi tersebut tekanan darah bisa dikatakan normal. Sensor
(reseptor) yaitu untuk mendeteksi perubahan variabel dan mengirimkan informasi
tersebut ke pusat kontrol. Pada kasus hipertensi, sensor bisa dikatakan sebagai
gejala atau tanda yang menjadi indikasi awal terjadinya peningkatan tekanan
darah diatas normal. Biasanya, orang yang terkena hipertensi ditandai dengan
sakit kepala atau pusing yang disebabkan oleh stress fisik (trauma, suhu yang tinggi) perubahan kimia (penurunan O2
atau pH, peningkatan CO2 atau
prostagladin) dan peningkatan aktivitas jaringan. Dalam semua sistem yang menjadi
integrator adalah otak yaitu hipotalamus. Hipotalamus memerintahkan jantung
untuk memproduksi protein ANP (atrial
natriuretic peptide). ANP merupakan
protein yang di produksi oleh sel-sel otot jantung pada dinding atrium kanan
pada saat diastole yang sangat penting dalam mengembalikan volume darah dan
tekanan darah kembali normal. ANP bekerja pada ginjal untuk menyebabkan sedikit
peningkatan GFR dan penurunan reabsorpsi natrium oleh duktus koligentes. Hasil Kerja
gabungan dari ANP akan menimbulkan peningkatan eksresi garam dan air yang
membantu mengkompensasi kelebihan volume darah, inilah yang menjadi efektor
dalam komponen mekanisme homeostasis pada kasus hipertensi ini yaitu volume
urin yang diproduksi semakin banyak dikarenakan ANP meningkatkan ekskresi ion
sodium pada ginjal.
Homeostasis pada kasus hipertensi
ini melibatkan mekanisme pengaturan melalui ginjal. Dalam hal ini ginjal
berfungsi melalui dua mekanisme penting, yaitu mekanisme hemodinamik dan
mekanisme hormonal. Bila tekanan arterinaik melewati batas normal, tekanan yang
besar dalam arteri renalis akan menyebabkan lebih banyak cairan yang disaring
sehingga air dan garam yang dikeluarkandari tubuh juga meningkat. Hilangnya air
dan garam akan mengurangi volume darah dan sekaligus menurunkan tekanan darah
kembali normal.